Kamis, 17 Juni 2021

Viral Kisah Durhaka Anak, Paksa Ibunya Keluar karena Jijik Lihat Ia Makan


Ibu adalah sosok yang berkarakter mulia, khususnya dalam hal merawat anak. Karena itu sudah sepatutnya seorang anak memberikan rasa hormat dan kasih sayang kepada sang ibu. 

Namun ibu di Kabupaten Pemalang ini justru mendapat perlakuan yang tidak semestinya. Melalui pantauan Solopos.com di laman Instagram @pemalang.hits, Rabu (16/6/2021), seorang wanita tua yang dikenal dengan nama Mbah Tawen ini mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari anaknya. 

Berdasarkan informasi yang tertulis di laman Instagram tersebut, Mbah Tawen tinggal bersama satu anaknya di sebuah rumah kecil yang berada di Desa Kalimas, Kecamatan Radudongkal, Kabupaten Pemalang. 

Anak dari Mbah Tawen ini dikenal sangat emosional, diceritakan setelah Mbah Tawen memasak, si mbah kerap disuruh keluar oleh anaknya karena sang anak jijik melihat Mbah Tawen makan. Jadi Mbah Tawen akan memulai makan setelah anaknya selesai makan. 

Selain itu, anaknya juga kerap mencaci maki dirinya dan memperlakukannya sangat kasar. Dalam video tersebut terlihat kondisi Mbah Tawen yang sudah kelelahan dengan ekspresi kesedihan yang terlihat dari raut wajahnya. 

Video yang dibuat dari seorang content creator di akun TikTok dengan nama akun @ovienovie15 ini mengatakan bahwa banyak yang mengajak untuk berdonasi karena merasa iba dengan kondisi Mbah Tawen yang diperlakukan semena-mena oleh anaknya sendiri. 

Sang pemilik akun menampilkan nomor rekeningnya dalam video unggahannya untuk membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin berdonasi dan berbagi kasih untuk Mbah Tawen ini. Video ini ramai di platform Tiktok dengan respons puluhan ribu dari para netizen. 

Salah satu netizen yang berkomentar dengan nama akun @bagakara_ menuliskan “Maaf sebelumnya, kalo di open donasikan emg jadi solusi terbaik? Kembali lagi ke masalah si anak ibu terlalu kasar dan bertingkah seenak nya sendiri, jadi kalo menurut saya kalo dgn cara open donasi kurang efektif mohon maaf kalo pemikiran terburuknya yg ada si uang hasil donasi yang di kasih ke ibu bisa aja direbut/di ambil secara paksa oleh anaknya itu dan di pergunakan untuk hal² kesenangan anaknya , untuk next nya mungkin cari solusi yg bisa bikin ibu itu bahagia entah harus jauh dari anaknya , itu si mungkin saranya maaf kalo salah kata/mungkin saran ini TDK sependapat” 

Namun komentar ini disanggah netizen lain dengan nama akun @irawan_blackscorpio yang menulis “mungkin dr donasi tsb bisa di berikan dlm bentuk kebutuhan pokok, tidak harus bentuk uang, yh krn kalo dlm bentuk uang kita menyadari bagaimana si anak dr nenek tsb itu sprti apa, kalo dlm bentuk kebutuhan pokok kn si anak gx bisa gunain buat seneng2, mungkin ada saran lain lagi monggo.” 

Video yang diunggah di laman Instagram sejak 11 Juni 2021 ini telah mendapatkan respons ‘like’ lebih dari 1.000 dan puluhan komentar dari para netizen. okezone.com

klik Link untuk lihat video

https://www.instagram.com/p/CP-pmRRJ3sW/

Rabu, 02 Juni 2021

Ngeri! Amukan Corona di Kudus: Banyak Korban Belum Dikubur, Ratusan Nakes Terpapar



Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menjadi zona merah penyebaran virus Corona. Banyak jenazah korban Corona yang harus antre untuk dimakankan hingga ada ratusan tenaga kesehatan di Kudus yang terkonfirmasi positif COVID-19.

"Ini dua hari lho, kita sudah waiting list pagi itu sudah delapan, ini (siang) sudah 12 jenazah. Ini kan repot. Ini (Rabu siang) sudah waiting list belum sampai siang," kata Tim pemulasaraan Jenazah RSUD dr Loekmonohadi Kudus, Syaiful Anas kepada wartawan di RSUD Kudus,Rabu (2/6).

Anas mengatakan ada sejumlah faktor terjadinya antrean pemakaman jenazah. Pertama karena proses pemakaman hanya dilakukan dari tim pemakaman dari Kabupaten Kudus. Sedangkan dari desa tidak ada yang membantu.

"Jadi seharusnya konsepnya tim Cekathil link atau tim yang lain hanya mengawal saja, dia hanya mengirimkan kemudian menurunkan ke liang lahad dan tugas berikutnya satgas yang ada di desa. Kalau begitu rampung, mau jenazah 100 per hari pun kita bisa. Ada serah terima dari Satgas Kabupaten dengan satgas desa," jelasnya.

Dia mengaku kewalahan melakukan pemakaman jenazah terkena virus Corona. Apalagi di desa-desa belum dibentuk satgas pemakaman. Anas mengatakan banyak di-prank oleh pihak desa-desa. Sebab saat akan melakukan pemakaman akan dibantu pihak desa. Namun sampai di desa, mereka tidak siap ikut membantu pemakaman jenazah terkonfirmasi positif COVID-19.

"Kita kewalahan, ngurus RSU, Mardi Rahayu, RSI kita kewalahan. Padahal setahun lalu sudah ada pelatihan, kenapa tidak dijalankan," sambung Anas.

Anas menjelaskan angka kematian di Kudus terus mengalami kenaikan. Terakhir dalam sehari ada sebanyak 32 kematian pasien dengan terkonfirmasi positif COVID-19.

Tidak hanya angka kematian yang meninggi akibat lonjakan kasus di Kudus. Tercatat ada sebanyak 189 tenaga kesehatan atau nakes di Kabupaten Kudus yang terkena virus Corona. Bahkan ada seorang nakes di RSUD Kudus yang meninggal dunia terkena COVID-19.

"Ini (angka kematian) yang tinggi sampai tadi malam ada 12 yang meninggal dunia, salah satunya tenaga nakes kita. Tenaga ahli gizi yang ada di RSUD Kudus, sudah mengabdi selama tujuh tahun," kata Bupati Kudus, HM Hartopo kepada wartawan saat ditemui di sela-sela meninjau tempat isolasi mandiri, Rabu (2/6).

"Posisi ada gejala, ada gejala sedang. Iya itu nambah jadi 189 nakes, ini meninggal satu menjadi 188 nakes terkonfirmasi positif COVID-19," sambung Hartopo.

Hartopo mengatakan banyaknya nakes yang terkena Corona berdampak pada kekurangan SDM. Dia mengaku membutuhkan 400 perawat dan 60 dokter spesialis untuk menangani lonjakan Corona di Kudus. detik.com/artikelasli

Doanya Mantul Terkabul! 3 Zodiak Ini Bakal Ketiban Rezeki Nomplok Kamis, 9 September 2021

  Halooo! Bagaimana kabarmu hari ini? Senang? Terpuruk? Atau biasa saja? Ah, apa pun itu, mungkin keberuntungan akan berpihak padamu besok. ...